Properti Komersial Cerah, karena Infrastruktur di Jabodetabek Berkembang - Perkembangan infrastruktur di Wilayah Jabodetabek diyakini masih menjadi kunci pertumbuhan pasar properti. Coldwell Banker Commercial memproyeksikan pertumbuhan industri properti di sejumlah kota Jabodetabek, akan memiliki prospek yang cerah seiring peningkatan infrastruktur pendukung kota tersebut.
Vice President Advisory Services Coldwell Banker Commercial Dani Indra Bhatara mengatakan berkaca dari perkembangan kawasan Jabotabek yang dihubungkan dengan perkembangan jalan tol, maka terlihat adanya korelasi positif antara keduanya. Namun, secara khusus tidak semua properti komersial terpengaruh secara langsung dengan keberadaan jalur tol di Jabodetabek.
"Semua terpengaruh baik pembangunan perumahan, industri hingga komersial yang berkembang di beberapa lokasi baik dalam skala besar dan kecil," katanya kepada Properti247.com, Kamis (18/2/2016).
Meski di ruang ritel, kata Dani, tidak secara langsung dipengaruhi adanya penambahan infrastruktur seperti jalan tol Jabodetak tadi, tetapi dapat meningkatkan kosentrasi pemukiman di area yang dilaluinya serta menarik konsumen untuk tinggal di area tersebut.
Perkembangan ritel di Jabotabek banyak dipengaruhi oleh tingginya populasi di kawasan tersebut yang diakibatkan oleh pengembangan perumahan terkosentrasi pada kawasan tersebut. Sehingga perkembangan ruang ritel mengikuti perkembangan populasi kawasan tersebut.
"Aksesibilitas sudah pasti tetapi lebih utama populasi yang menjadi pangsa pasarnya. Adanya infrastruktur baru dapat mendorong pertumbuhan ruang ritel hingga 10% per tahun tapi diperkirakan memiliki interval waktu sejak kehadiran infrastruktur tersebut," katanya.
Sedangkan sektor perkantoran memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan sektor komersial lainnya atau cenderung di kawasan niaga. Sehingga adanya perkembangan jalan tol diperkirakan tidak secara langsung memengaruhi perkembangan di sektor ini tetapi dapat menunjang dan mendorong pasokan.
Kondisi serupa juga terjadi pada sektor hotel yang tidak secara langsung didorong pertumbuhannya oleh pembangunan infrastruktur.
"Paling berpengaruh pada sektor apartemen, pembangunan infrastruktur jalan tol diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan hingga 40% per tahun terutama di area yang telah padat penduduknya."
Dani menambahkan banyaknya pengembangan infrastruktur seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) diperkirakan akan menguntungkan beberapa lokasi. Ada lima lokasi yang berpotensi tumbuh ke depan.
Pertama, kawasan eksisting. Yakni Serpong, Bekasi, dan Cikarang akan tetap menjadi kawasan favorit bagi pengembang properti komersial.
Kedua, Depok. Kawasan ini akan berkembang akibat banyaknya perguruan tinggi dan juga didukung dengan penduduk yang banyak dan dekat dengan Jakarta.
Ketiga, Cibubur dan sekitarnya. Meski tak semenarik beberapa tahun lalu akibat kemacetan yang kerap tejadi, ke depan kawasan Cibubur akan kembali menjadi favorit karena didukung dengan pembangunan tol baru yaitu Jakarta Outer Ring Road (JORR)2 serta Depok-Antasari.
Keempat, Cibitung. Kawasan ini dikenal sebagai kawasan industri dan belum memiliki pengembangan sektor lain yang menunjang aktivitas. Namun, dengan adanya jalur tol baru maka diharapkan tidak hanya industri tetapi juga sektor lain.
“Terakhir, Tangerang. Dengan posisi yang dekat dengan bandar udara dana jalan tol JORR2 kawasan utara ini akan terus berkembang,” kata Dani
Sementara itu, pentingnya infrastruktur dalam pertumbuhan properti juga diyakini Sinar Mas Land yang menjadi inisiator untuk membangun Jalan Tol.
Chief Executive Officer Strategic Development&Services Sinarmas Land Ishak Chandra mengatakan perkembangan infrastruktur memang akan menjadi daya tarik utama konsumen memilih produk propertinya.
Sinarmas pun melalui anak usahanya PT Bumi Serpong Damai Tbk., telah mengajukan prakarsa untuk ruas tol Serpong—Balaraja untuk mendukung akses ke Bumi Serpong Damai (BSD). Saat ini, proses tender sedang berlangsung.
"Kami ingin support BSD dengan tol tersebut, properti itu kan yang paling penting akses bukan lokasi," katanya belum lama ini.
Ishak menambahkan, pihaknya masih memiliki landbank di kawasan BSD sebesar 4.000 ha yang pengembangannya masih dalam tahap perencanaan.(Properti Indonesia)
Vice President Advisory Services Coldwell Banker Commercial Dani Indra Bhatara mengatakan berkaca dari perkembangan kawasan Jabotabek yang dihubungkan dengan perkembangan jalan tol, maka terlihat adanya korelasi positif antara keduanya. Namun, secara khusus tidak semua properti komersial terpengaruh secara langsung dengan keberadaan jalur tol di Jabodetabek.
"Semua terpengaruh baik pembangunan perumahan, industri hingga komersial yang berkembang di beberapa lokasi baik dalam skala besar dan kecil," katanya kepada Properti247.com, Kamis (18/2/2016).
Meski di ruang ritel, kata Dani, tidak secara langsung dipengaruhi adanya penambahan infrastruktur seperti jalan tol Jabodetak tadi, tetapi dapat meningkatkan kosentrasi pemukiman di area yang dilaluinya serta menarik konsumen untuk tinggal di area tersebut.
Perkembangan ritel di Jabotabek banyak dipengaruhi oleh tingginya populasi di kawasan tersebut yang diakibatkan oleh pengembangan perumahan terkosentrasi pada kawasan tersebut. Sehingga perkembangan ruang ritel mengikuti perkembangan populasi kawasan tersebut.
"Aksesibilitas sudah pasti tetapi lebih utama populasi yang menjadi pangsa pasarnya. Adanya infrastruktur baru dapat mendorong pertumbuhan ruang ritel hingga 10% per tahun tapi diperkirakan memiliki interval waktu sejak kehadiran infrastruktur tersebut," katanya.
Sedangkan sektor perkantoran memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan sektor komersial lainnya atau cenderung di kawasan niaga. Sehingga adanya perkembangan jalan tol diperkirakan tidak secara langsung memengaruhi perkembangan di sektor ini tetapi dapat menunjang dan mendorong pasokan.
Kondisi serupa juga terjadi pada sektor hotel yang tidak secara langsung didorong pertumbuhannya oleh pembangunan infrastruktur.
"Paling berpengaruh pada sektor apartemen, pembangunan infrastruktur jalan tol diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan hingga 40% per tahun terutama di area yang telah padat penduduknya."
Dani menambahkan banyaknya pengembangan infrastruktur seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) diperkirakan akan menguntungkan beberapa lokasi. Ada lima lokasi yang berpotensi tumbuh ke depan.
Pertama, kawasan eksisting. Yakni Serpong, Bekasi, dan Cikarang akan tetap menjadi kawasan favorit bagi pengembang properti komersial.
Kedua, Depok. Kawasan ini akan berkembang akibat banyaknya perguruan tinggi dan juga didukung dengan penduduk yang banyak dan dekat dengan Jakarta.
Ketiga, Cibubur dan sekitarnya. Meski tak semenarik beberapa tahun lalu akibat kemacetan yang kerap tejadi, ke depan kawasan Cibubur akan kembali menjadi favorit karena didukung dengan pembangunan tol baru yaitu Jakarta Outer Ring Road (JORR)2 serta Depok-Antasari.
Keempat, Cibitung. Kawasan ini dikenal sebagai kawasan industri dan belum memiliki pengembangan sektor lain yang menunjang aktivitas. Namun, dengan adanya jalur tol baru maka diharapkan tidak hanya industri tetapi juga sektor lain.
“Terakhir, Tangerang. Dengan posisi yang dekat dengan bandar udara dana jalan tol JORR2 kawasan utara ini akan terus berkembang,” kata Dani
Sementara itu, pentingnya infrastruktur dalam pertumbuhan properti juga diyakini Sinar Mas Land yang menjadi inisiator untuk membangun Jalan Tol.
Chief Executive Officer Strategic Development&Services Sinarmas Land Ishak Chandra mengatakan perkembangan infrastruktur memang akan menjadi daya tarik utama konsumen memilih produk propertinya.
Sinarmas pun melalui anak usahanya PT Bumi Serpong Damai Tbk., telah mengajukan prakarsa untuk ruas tol Serpong—Balaraja untuk mendukung akses ke Bumi Serpong Damai (BSD). Saat ini, proses tender sedang berlangsung.
"Kami ingin support BSD dengan tol tersebut, properti itu kan yang paling penting akses bukan lokasi," katanya belum lama ini.
Ishak menambahkan, pihaknya masih memiliki landbank di kawasan BSD sebesar 4.000 ha yang pengembangannya masih dalam tahap perencanaan.(Properti Indonesia)
Tidak ada komentar